
Kenapa Israel Menyerang Palestina Menurut Al-Qur’an?
Konflik antara Israel dan Palestina sering dikaitkan dengan motif agama. Dalam Al-Qur’an, Bani Israel atau bangsa Yahudi disebut sebagai salah satu umat yang diberikan kelebihan oleh Allah. Namun, karena sifat mereka yang sering mengingkari nikmat dan janji-Nya, mereka dilaknat dan diusir dari tanah mereka sendiri.
Israel menganggap Palestina sebagai tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan bagi mereka. Namun, dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa mereka sebenarnya adalah kaum yang pengecut dan tidak berani menghadapi musuh secara langsung, melainkan mengandalkan propaganda dan manipulasi.
Allah SWT awalnya memang memerintahkan kepada bangsa Yahudi untuk menempati tanah Palestina, sepulangnya bangsa itu dari perbudakan di Mesir selama ratusan tahun.
Namun, kaum Bani Israel ternyata penakut dan pengecut. Mereka tidak berani masuk Palestina karena saat itu dikuasai oleh penguasa yang sangat mereka takuti. Mereka memutarbalikkan fakta dengan menyebut penguasa Palestina sebagai raja yang kejam.
Perintah Memasuki Tanah Palestina
Allah SWT pernah memerintahkan Bani Israel yang baru bebas dari perbudakan di Mesir untuk menempati tanah Palestina, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Maidah ayat 21:
يَٰقَوۡمِ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡأَرۡضَ ٱلۡمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِي كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡ وَلَا تَرۡتَدُّواْ عَلَىٰٓ أَدۡبَارِكُمۡ فَتَنقَلِبُواْ خَٰسِرِينَ
Artinya: “Wahai kaumku! Masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang yang rugi.” (QS. Al-Maidah: 21)
Pembangkangan Bani Israel
Alih-alih menaati perintah Allah, Bani Israel menolak memasuki Palestina karena takut terhadap penguasanya. Mereka bahkan menyuruh Nabi Musa dan Allah untuk berperang sendiri, sebagaimana tertuang dalam ayat berikut:
قَالُواْ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّا لَن نَّدۡخُلَهَآ أَبَدٗا مَّا دَامُواْ فِيهَا فَٱذۡهَبۡ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَٰتِلَآ إِنَّا هَٰهُنَا قَٰعِدُونَ
Artinya: “Mereka berkata, ‘Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya. Karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap menanti di sini saja.'” (QS. Al-Maidah: 24)
Diharamkan Menginjak Tanah Palestina
Karena pembangkangan mereka, Allah mengharamkan tanah Palestina bagi Bani Israel selama 40 tahun:
قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيۡهِمۡۛ أَرۡبَعِينَ سَنَةٗۛ يَتِيهُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِۚ فَلَا تَأۡسَ عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡفَٰسِقِينَ
Artinya: “(Allah) berfirman, ‘(Jika demikian), maka (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka janganlah engkau (Musa) bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.'” (QS. Al-Maidah: 26)
Mitos Tanah yang Dijanjikan
Dr Ahmad Sarwat mengungkapkan, Prof Roger Garaudy, seorang ilmuwan Perancis, menyatakan bahwa isu “tanah yang dijanjikan” versi Israel tersebut merupakan mitos. Sehingga, yang sebenarnya terjadi adalah “tanah yang ditaklukkan” (the conquered land), bukan”tanah yang dijanjikan” (the promised land).
Isu “tanah yang dijanjikan” yang digunakan oleh Israel sebagai dalih pendudukan atas Palestina sebenarnya bukan merupakan ajaran Taurat, bukan pula ajaran Injil.
Bangsa Yahudi malahan diusir selama 40 tahun setelah mendiami Palestina dan tanah Baitul Maqdis itu tanah terlarang bagi merekaa. Hal ini disebutkan dalam Surat Al Maidah ayat 26.
قَالَ فَاِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۚيَتِيْهُوْنَ فِى الْاَرْضِۗ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفٰسِقِيْنَ
Artinya: (Allah) berfirman, “(Jika demikian,) sesungguhnya (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun. (Selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka, janganlah engkau (Musa) bersedih atas (nasib) kaum yang fasik itu.”
Allah menyatakan bahwa sesungguhnya tanah suci itu diharamkan bagi mereka selama empat puluh tahun. Karena kedurhakaan itu, mereka tidak dapat memasuki tanah suci dan tidak dapat mendiaminya selama empat puluh tahun. Selama masa itu mereka selalu berada dalam keadaan kebingungan, tidak mengetahui arah dan tujuan. Sesudah itu Allah menganjurkan kepada Nabi Musa agar tidak merasa sedih atas musibah/siksa yang menimpa kaumnya yang fasik itu, karena bagi mereka akan merupakan pelajaran dan pengalaman.
Kesimpulan
Konflik Israel dan Palestina bukan hanya tentang agama, tetapi juga sejarah panjang pengingkaran dan pembangkangan yang telah dicatat dalam Al-Qur’an. Bani Israel diberikan kesempatan oleh Allah untuk menduduki Palestina, namun mereka menolak karena ketakutan. Sebagai akibatnya, Allah mengharamkan mereka untuk menempati tanah tersebut.
Wallahu A’lam.