
Al-Qur’an Al-Karim: Kitab Muhkam dengan Keindahan yang Sempurna
Al-Qur’an Al-Karim seluruhnya adalah muhkam dalam jenis ihkam umum. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Ta’ala:
كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ
“Alif laam raa, (inilah) suatu Kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi (indah) serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu” (QS. Huud: 1).
Firman lainnya:
الر ۚ تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ
“Alif laam raa. Inilah ayat-ayat Al-Qur`an yang mengandung kerapian dan keindahan yang sempurna” (QS. Yunus: 1).
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ
“Dan sesungguhnya Al-Qur`an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung keindahan sastra yang sempurna” (QS. Az-Zukhruf: 4).
Makna Ihkam Umum dalam Al-Qur’an
Makna ihkam umum dalam konteks ini adalah seluruh ayat-ayat Al-Qur’an tersusun dengan rapi, indah, dan sempurna, baik dari sisi lafal maupun maknanya. Tidak ada sedikit pun kekurangan, cacat, atau aib, baik dalam makna maupun lafazhnya.
Keistimewaan Kebenaran Ayat-Ayat Al-Qur’an
Jika dicermati dengan baik, seluruh kabar dalam Al-Qur’an adalah kebenaran. Tidak ada sedikit pun kedustaan, kontradiksi, atau pertentangan. Selain itu, semua hukum yang terkandung di dalamnya adalah adil, bijaksana, dan bebas dari kezaliman maupun keburukan.
Bahasa Arab dalam Al-Qur’an: Bahasa yang Mubiin
Allah Ta’ala menyebut bahasa Arab dengan istilah mubiin, yaitu bahasa yang mampu menjelaskan makna dengan sempurna. Sebagaimana firman-Nya:
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
“Dengan bahasa Arab yang jelas lagi menjelaskan” (QS. Asy-Syu’araa`: 195).
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan:
“Al-Qur’an ini Kami turunkan kepadamu dalam bahasa Arab yang fasih, sempurna, dan universal agar menjadi dalil yang jelas, terang, memutuskan udzur, dan menegakkan hujjah.”
Keutamaan Bahasa Arab sebagai Bahasa Al-Qur’an
Bahasa Arab dipilih oleh Allah karena kemampuannya menjelaskan makna yang dimaksud secara sempurna. Ibnu Faris (w. 395 H) mengatakan:
“Ketika Allah Ta’ala memilih bahasa Arab untuk menjelaskan firman-Nya, hal ini menunjukkan bahwa bahasa-bahasa lainnya memiliki kemampuan yang lebih rendah dibandingkan dengan bahasa Arab.” (As-Shahibi fi Fiqh al-Lughah, 1/4).