
Isra Mi’raj: Peristiwa Agung Nabi Muhammad SAW yang Sarat Makna
Isra Mi’raj adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam. Perjalanan ini menjadi bukti kebesaran Allah SWT sekaligus menguatkan keimanan Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi tantangan dakwah. Melalui perjalanan spiritual yang luar biasa ini, Nabi Muhammad SAW menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan menerima kewajiban salat lima waktu bagi umat Islam.
Makna dan Waktu Terjadinya Isra Mi’raj
Isra Mi’raj terjadi pada tahun ke-10 kenabian, malam 27 Rajab, sebelum Hijrah Nabi ke Madinah (sekitar tahun 620-621 M). Peristiwa ini berlangsung di masa-masa sulit, tepat setelah wafatnya Khadijah binti Khuwailid dan Abu Thalib, dua orang penting dalam hidup Nabi yang selalu mendukung dakwahnya. Allah SWT memberikan peristiwa ini sebagai bentuk hiburan, penguat, dan tanda keagungan-Nya.
Isra dan Mi’raj: Dua Tahapan Perjalanan
Isra dan Mi’raj sering dianggap sebagai satu peristiwa yang sama, padahal keduanya memiliki tahapan berbeda:
- Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Palestina dalam satu malam.
- Mi’raj adalah perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha, langit ketujuh, hingga Nabi bertemu langsung dengan Allah SWT.
Isra: Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa
Pada malam Isra, Malaikat Jibril datang membawa kendaraan bernama Buraq. Kendaraan ini memiliki kecepatan luar biasa, langkah kakinya sejauh pandangan mata. Sebelum perjalanan dimulai, Malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad SAW dan membersihkan hatinya menggunakan air zamzam, simbol pembersihan dan persiapan spiritual untuk menghadapi kebesaran Allah.
Kejadian Penting Selama Isra
- Menghadapi Jin Ifrit
Dalam perjalanan, Rasulullah SAW dikejar Jin Ifrit yang membawa api menyala. Namun, dengan doa yang diajarkan Malaikat Jibril, api itu padam dan Jin Ifrit tersungkur. - Mencium Aroma Harum Penyisir Putri Firaun
Rasulullah mencium aroma wangi yang berasal dari seorang penyisir rambut putri Firaun dan anak-anaknya yang menjadi martir karena mempertahankan tauhid. - Memilih Susu daripada Khamar
Malaikat Jibril menawarkan susu dan khamar kepada Rasulullah. Beliau memilih susu, tanda bahwa Islam adalah agama fitrah.
Setibanya di Masjidil Aqsa, Rasulullah SAW menjadi imam salat bagi para nabi terdahulu, menunjukkan kedudukannya sebagai pemimpin seluruh nabi.
Mi’raj: Perjalanan ke Langit Ketujuh
Setelah Isra, Malaikat Jibril membawa Nabi Muhammad SAW ke langit pertama hingga langit ketujuh. Di setiap langit, Rasulullah bertemu dengan para nabi, masing-masing memberikan salam dan doa:
- Langit Pertama: Bertemu Nabi Adam, yang melihat ruh-ruh keturunannya—yang akan masuk surga di sebelah kanan dan yang masuk neraka di sebelah kiri.
- Langit Kedua: Bertemu Nabi Isa dan Nabi Yahya, yang mendoakan keselamatan Rasulullah.
- Langit Ketiga: Bertemu Nabi Yusuf, yang diberikan setengah ketampanan dunia.
- Langit Keempat: Bertemu Nabi Idris, yang disebutkan Allah SWT telah diangkat ke tempat yang tinggi.
- Langit Kelima: Bertemu Nabi Harun, seorang pemimpin yang dicintai kaumnya.
- Langit Keenam: Bertemu Nabi Musa, yang menangis karena mengetahui umat Nabi Muhammad SAW yang lebih banyak masuk surga dibanding umatnya.
- Langit Ketujuh: Bertemu Nabi Ibrahim, yang sedang bersandar di Baitul Ma’mur, rumah ibadah para malaikat yang setiap harinya dikunjungi 70.000 malaikat baru.
Sidratul Muntaha: Puncak Perjalanan Spiritual
Setelah melewati langit ketujuh, Rasulullah SAW sampai di Sidratul Muntaha, pohon besar di ujung langit yang keindahannya tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Di sini, Nabi menyaksikan wujud asli Malaikat Jibril dengan enam ratus sayap yang penuh keindahan. Rasulullah juga melihat surga dengan empat sungainya: air, susu, khamar, dan madu.
Di Sidratul Muntaha, Rasulullah menerima perintah salat dari Allah SWT. Awalnya, Allah menetapkan 50 waktu salat sehari. Namun, atas saran Nabi Musa yang peduli terhadap umat Nabi Muhammad SAW, Rasulullah bolak-balik memohon keringanan hingga akhirnya menjadi lima waktu. Meski hanya lima waktu, nilainya tetap sama dengan lima puluh waktu.
Hikmah Isra Mi’raj bagi Umat Islam
Peristiwa Isra Mi’raj memiliki pesan mendalam bagi umat Islam:
- Salat sebagai Kewajiban Utama
Salat lima waktu adalah hadiah langsung dari Allah SWT kepada umat Islam melalui Nabi Muhammad SAW. Salat menjadi ibadah utama yang menghubungkan langsung seorang hamba dengan Tuhannya. - Keimanan pada Hal Ghaib
Isra Mi’raj mengajarkan umat Islam untuk mempercayai hal-hal ghaib yang tidak dapat dijangkau akal manusia. Keimanan kepada Allah dan mukjizat-Nya adalah pilar penting dalam Islam. - Pentingnya Kesabaran dan Doa
Nabi Muhammad SAW menunjukkan keteladanan dalam kesabaran dan kepatuhannya kepada Allah, meski menghadapi banyak tantangan dan ujian.
Isra Mi’raj bukan hanya sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga momentum refleksi spiritual bagi umat Islam. Dengan mengenang Isra Mi’raj, kita diingatkan untuk memperkuat hubungan dengan Allah SWT dan meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.